Industri otomotif dan mobilitas diperkirakan akan memasuki tahun yang penuh tantangan dan perubahan besar pada 2025. Berkonsentrasi pada keberlanjutan, transformasi digital, dan layanan mobilitas bersama, tahun 2025 diprediksi akan dibentuk oleh tiga tren utama yang akan merubah lanskap industri otomotif global.
Diberitakan Mashable Indonesia dari euromonitor, ada sejumlah berita yang bakal jadi https://thenotjustbagels.com/ sorotan merupakan penurunan permintaan untuk kendaraan listrik (EV) murni yang akan beralih ke teknologi hibrida, peningkatan adopsi teknologi kendaraan beroda empat otonom yang lebih canggih, serta daya pasar kendaraan beroda empat bekas yang terus berkembang padahal registrasi kendaraan baru menurun.
1. Penurunan Permintaan untuk EV Murni
Pada tahun 2025, registrasi kendaraan listrik baru, bagus BEV (battery electric vehicles) ataupun PHEV (plug-in hybrid electric vehicles), diprediksi menempuh angka rekor 18,1 juta unit, meningkat dari 16,3 juta unit pada tahun 2024.
Namun, padahal angka hal yang demikian menampakkan pertumbuhan, laju adopsi kendaraan listrik diperkirakan akan melambat, dengan proyeksi pertumbuhan tahunan yang turun dari 15% pada 2024 menjadi 11% pada 2025.
Selain ini menampakkan adanya tantangan yang dihadapi industri EV, seperti tarif kendaraan yang tinggi, kurangnya stasiun pengisian daya, serta pengurangan subsidi dan insentif pemerintah. Sebagian itu, atensi pasar yang lebih rendah untuk beralih ke powertrain listrik juga diperkirakan akan memengaruhi penjualan.
Beroda OEM (original equipment manufacturers) besar seperti GM, Hyundai, dan Ford telah merespons dengan meredupnya optimisme terhadap EV, dengan mengurangi target produksi EV dan mengalihkan konsentrasi mereka ke kendaraan hibrida yang lebih menguntungkan di bentang menengah.
Semakin hibrida dianggap lebih praktis, menawarkan pilihan yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis, tanpa bergantung pada infrastruktur pengisian daya yang masih terbatas.
2. Memperoleh Otonom Sebagian Itu Perhatian
Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun yang penting bagi layanan robotaxi (taksi otonom), dengan sejumlah perusahaan berupaya menciptakan masa depan baru dalam industri otomotif dan taksi.
Beroda pemain utama, seperti Uber dan GM Cruise, merencanakan kolaborasi yang memungkinkan pengguna platform Uber untuk mengorder kendaraan otonom sepenuhnya di beberapa kota besar AS. Sebagian juga dengan Apollo Go, layanan robotaxi dari Baidu yang telah beroperasi di Wuhan, China, semenjak 2022, dan menargetkan profitabilitas pada 2025 sesudah berhasil beroperasi di kota terbesar di China.
Namun, penjualan kendaraan robotaxi akan tetap terbatas, karena masalah keamanan, hambatan legislatif, serta tarif operasional yang tinggi. Level besar kendaraan yang dipasarkan pada 2025 diperkirakan akan tetap mengusung teknologi SAE Berdasarkan 2 (yang mencakup metode bantuan pengemudi canggih, seperti lane centering dan braking support), dengan pengemudi manusia tetap berada di balik kemudi.
Sementara itu, kendaraan dengan SAE Berdasarkan 3 yang menawarkan otomasi bersyarat juga akan tumbuh, padahal adopsinya terbatas oleh tata tertib yang masih belum matang di banyak negara.
Beroda Euromonitor International, pada tahun 2025, sekitar 48% kendaraan ringan yang terjual di 43 negara besar diperkirakan akan memiliki otonomi SAE jenjang 2.
3. Pasar Memperoleh Bekas Terus Tumbuh
Pada 2025, penjualan kendaraan beroda empat bekas diprediksi akan menempuh 179 juta unit secara global, dengan pertumbuhan 1,4% dibandingi tahun sebelumnya. Sebaliknya, pasar kendaraan beroda empat baru diperkirakan akan mengalami penurunan 0,7%, yang merupakan kontraksi pertama semenjak tahun 2020, dikala pandemi COVID-19 melanda dunia.
Pasar kendaraan beroda empat bekas diperkirakan akan tetap kuat, terlebih karena konsumen yang lebih sadar tarif cenderung memilih kendaraan beroda empat bekas sebagai pilihan. Selain ini disokong oleh harga kendaraan beroda empat baru yang terus meningkat, ditambah dengan suku bunga yang lebih tinggi, yang membuat konsumen lebih memilih untuk menunggu suku bunga turun atau beralih ke kendaraan beroda empat bekas.
Memperoleh bekas juga menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang mencari EV dengan harga lebih terjangkau, padahal pasokan kendaraan listrik bekas masih terbatas. Di Inggris, Society of Motor Manufacturers and Traders (SMMT) melaporkan bahwa kendaraan listrik bekas hanya mencakup 2,7% dari sempurna pasar kendaraan beroda empat bekas.
Dengan situasi ekonomi yang kian menantang dan ketidakpastian politik yang meningkat, pasar kendaraan beroda empat bekas menjadi lebih relevan dan diperkirakan akan terus tumbuh. Tren ini juga dipengaruhi oleh tingginya tingkat depresiasi yang dialami oleh kendaraan dengan powertrain listrik, yang membuatnya menjadi pilihan menarik bagi pembeli yang lebih mengutamakan efisiensi tarif.